Senin, 24 Oktober 2016

Hemat Energi untuk Warisan Anak Cucu Kita dan Kebaikan bagi Dunia

Budaya boros pemakaian energi bagi sebagian besar umat manusia lebih dikarenakan oleh perilaku dan kebiasaan yang turun temurun tidak diperbaiki sehingga menjadi sebuah kebiasaan yang dianggap lumrah saat ini. Dalam beberapa puluh tahun kedepan, dengan asumsi habit pemborosan energi ini tidak dikurangi, maka dunia akan mengalami yang namanya krisis energi. Krisis energi ini adalah suatu keadaan dimana jumlah energi yang dihasilkan (dieksploitasi/dieksplorasi) tidak sebanding dengan kebutuhan energi yang diminta oleh manusia.

Kelangkaan energi ini bisa mulai kita rasakan dengan semakin naiknya biaya pemenuhan kebutuhan energi. Bisa dikatakan kenaikan beban biaya untuk pemenuhan kebutuhan energi untuk saat ini masih dibilang belum signifikan. Namun diprediksi dalam beberapa tahun kedepan kenaikan biaya pemenuhan energi ini sudah akan mulai terasa pengaruhnya karena kenaikannya akan cukup signifikan seiring dengan semakin tingginya demand akan energi dan semakin terbatasnya supply energi.

Beberapa "dosa pemborosan energi" yang umumnya secara tidak sadar kita lakukan adalah sebagai berikut :
  1. Tidak melepas charger HP/Laptop yang masih menempel di jak listrik, padahal sudah selesai menggunakannya.
  2. Tidak melepas/lupa melepas stop kontak televisi/radio/mesin cuci/kipas angin/alat elektronik lainnya padahal sudah selesai menggunakannya.
  3. Membiarkan lampu tetap menyala meskipun di ruangan tersebut sudah cukup terang karena adanya sinar matahari.
  4. Membiarkan AC terus menyala dalam kondisi ruangan terbuka.
  5. Menggunakan pemanas air minum secara berlebihan
  6. Menggunakan kendaraan bermotor atau mobil untuk perjalanan jarak pendek
Sepintas dosa-dosa diatas terlihat simple namun bagaimana jika dosa-dosa itu dilaksanakan secara jamak 2 (dua) sampai 5 (miliar) penduduk bumi. Bisa dibayangkan berapa juta mega watt energi yang terbuang sia-sia tanpa makna. Saat ini teknologi sudah menuju kearah ramah energi dimana ilmu pengetahuan berlomba lomba untuk meng efisienkan penggunaan energi namun dampak atau impact atau output yang dihasilkan energi tersebut sangat signifikan. Namun demikian hingga saat ini juga belum tercipta sebuah temuan teknologi yang ramah energy namun murah dalam pengoperasiannya.

Oleh karena itu perlu kiranya kita semua melakukan tindakan preventif terhadap pemborosan energi. Dimulai dari diri kita sendiri, keluarga, lingkungan sekitar dan kalau bisa mengkampanyekan hidup hemat energi. Adapun tahapan-tahapan hidup bahagia dengan hemat energi adalah sebagai berikut :
  1. Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor/mobil untuk transportasi yang jaraknya pendek, mulai gunakan sepeda atau angkutan umum untuk bepergian yang berjarak tempuh pendek.
  2. Membiasakan diri melepas stop kontak charger hp/laptop, stop kontak alat-alat elektronik lainnya (TV, DVD, kipas angin, dan lain-lain) jika sudah selesai digunakan.
  3. Memasang alat sensor cahaya/timer untuk menghidupkan lampu-lampu dirumah.
  4. Perbanyak tembok/atap kaca yang bisa membantu penerangan dirumah disiang hari.
  5. Penggunaan AC dan pemanas air yang disesuaikan dengan kebutuhan, dimatikan jika dirasa sudah tidak digunakan lagi.
Demikianlah kampanye hidup bahagia dengan menghemat energi, semoga uraian kami yang singkat ini dapat menambah referensi kita semua untuk semakin sadar akan "krisis energi". Dan semoga dengan kita memberikan kontribusi meskipun minimal dalam menjaga keberlangsungan energi ini dapat menjadi Bumi tempat kita tinggal ini akan lebih nyaman, aman dan tentram.