Minggu, 09 September 2012

Pelajaran Budi Pekerti Solusi Tepat Pendidikan Nasional


Sudah lebih dari 20 tahun (sesuai pengalaman saya pribadi) pendidikan budi pekerti mati suri dari hingar bingarnya dunia pendidikan nasional. Tuntutan jaman sebagai alasan tergesernya pendidikan budi pekerti yang harus rela terpinggirkan dan digantikan dengan (tambahan) pelajaran sains, matematika ataupun bahasa asing.

Sungguh sangat disayangkan pendidikan budi pekerti meredup dan mulai terpinggirkan dalam kumpulan pendidikan. Sejatinya pendidikan budi pekerti yang sejalan dengan pendidikan agama akan memberikan murid tambahan pendidikan yang tiada ternilai dan sebagai penyeimbang dari ilmu ke duniaan.

Penanaman budi pekerti yang tepat arah tepat sasaran dan sinergi dengan pendidikan agama akan menghasilkan murid yang memiliki perilaku halus, tahu tata krama yang adiluhung, relijius serta takut akan dosa serta segan bertindak yang merugikan secara umum.

Memang 20 tahun yang lalu (sesuai pengalaman saya pribadi) saya, pelajaran budi pekerti memang disusun kurikulumnya secara acak adul, hampir mirip dengan PMP (PPKN) sifat pengajarannya adalah metode hafalan bukan metode terapan. Anak-anak dituntut hafal berbagai materi budi pekerti tanpa tahu filosofinya serta kejar nilai ujian semata, bukan kejar aplikasi riil di lapangan.

Kedepan hendaknya pelajaran budi pekerti mulai diterapkan lagi di sekolah-sekolah, dengan aplikasi pengajaran yang lebih membumi serta target utamanya murid memahami secara filosofi dan diterapkan dalam aplikasi di lapangan. Perlu kiranya belajar pendidikan budi pekerti serta semangat mempertahankan kultur dari Jepang. Namun kalaupun belajar ke Jepang bukan mempelajari dan mentransformasi kultur Jepang namun cukup belajar esensi semangat Jepang dalam mempertahankan budi pekerti serta kulturnya ditengah derasnya arus globalisasi budaya saat ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar